Thursday, January 24, 2013
Monday, January 21, 2013
Penerapan Pendidikan Karakter Dimulai SD
Medan (ANTARA News) - Pendidikan karakter yang dicanangkan Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) akan diterapkan pada semua jenjang pendidikan, namun porsinya akan lebih besar diberikan pada Sekolah Dasar (SD).
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh, di Medan, Sabtu, mengatakan, pendidikan karakter harus dimulai sejak dini yakni dari jenjang pendidikan SD.
Pada jenjang SD ini porsinya mencapai 60 persen dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya.Hal ini agar lebih mudah diajarkan dan melekat dijiwa anak-anak itu hingga kelak ia dewasa.
"Pendidikan karakter harus dimulai dari SD karena jika karakter tidak terbentuk sejak dini maka akan susah untuk merubah karakter seseorang,"katanya saat menjadi pembicara pada acara seminar nasional "Pendidikan Karakter Bangsa" yang merupakan rangkaian acara rapat pimpinan Program Pasca Sarjana (PPs) Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) se-Indonesia di Universitas Negeri Medan (Unimed).
Ia mengatakan, pendidikan karakter tidak mendapatkan porsi yang besar pada tingkat Taman Kanak-kanak (TK) atau sejenisnya karena TK bukan merupakan sekolah tetapi taman bermain.
"TK itu taman bermain untuk merangsang kreativitas anak, bukan tempat belajar. Jadi jika ada guru TK yang memberikan tugas atau PR maka itu guru kurang kerjaan dan tak paham tugasnya," katanya.
Menurut dia, dalam menanamkan karakter pada seseorang yang paling penting adalah kejujuran karena kejujuran bersifat universal.
Dalam hal ini siswa SD yang masih belum terkontaminasi dengan sifat yang kurang baik sangat memungkinkan untuk ditanamkan sifat-sifat atau karakter untuk membangun bangsa.
Untuk itu, selain orang tua, guru SD juga mempunyai peranan yang sangat vital untuk menempah karakter siswa.
"Pembinaan karakter yang termudah dilakukan adalah ketika anak-anak masih duduk di bangku SD. Itulah sebabnya kita memprioritaskan pendidikan karakter di tingkat SD. Bukan berarti pada jenjang pendidikan lainnya tidak mendapat perhatian namun porsinya saja yang berbeda," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dunia pendidikan diharapkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi pembangunan karakter, sehingga anggota masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan norma-norma di masyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama.
Pembangunan karakter dan pendidikan karakter menjadi suatu keharusan karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas, juga mempunyai budi pekerti dan sopan santun sehingga keberadaannya sebagai anggota masyarakat menjadi bermakna baik bagi dirinya maupun orang lain.
"Intinya pembinaan karakter harus dilakukan pada semua tingkat pendidikan hingga Perguruan Tinggi (PT) karena PT harus mampu berperan sebagai mesin informasi yang membawa bangsa ini menjadi bangsa yang cerdas, santun, sejahtera dan bermartabat serta mampu bersaing dengan bangsa manapun," katanya.
Pada kesempatan itu, Mendiknas Muhammad Nuh juga diberikan sebuah buku yang berjudul" Pendidikan Karakter Dalam Pembangunan Bangsa" setebal 200 halaman yang di susun oleh pimpinan atau direktur PPs LPTK se-Indonesia sebagai salah satu hasil rapim PPs LPTK se-Indonesia tahun lalu. (*)
Semua Mata Pelajaran SD Dihilangkan
JAKARTA – Setelah
melalui perdebatan panjang, akhirnya Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan merampungkan finalisasi kurikulum 2013 yang akan diterapkan
mulai tahun ajaran 2013/2014, Juli mendatang. Dari pemaparan Mendikbud
Muhammad Nuh, diketahui bahwa perubahan mendasar terjadi pada tingkat
Sekolah Dasar (SD) yang tidak lagi menggunakan mata pelajaran dari kelas
I-VI.
Nuh menjelaskan, dari uji publik yang dilakukan ternyata tidak ada
persoalan atas perubahan kurikulum 2013 pengganti Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Nantinya, pembedaan soal jurusan IPA/IPS di
kelas IV, V, dan VI, tidak esensial lagi. ”Karena kelas I-VI sudah
tematik integratif. Nanti di kurikulum SD tidak ada lagi buku
matematika, Bahasa Indonesia, PPKN, IPA dan IPS, karena bukunya satu,
berbentuk tema-tema,” kata M Nuh saat ditemui di kantornya, Senin (7/1)
petang.
Dengan demikian, tegas Nuh, kurikulum 2013 merupakan kurikulum
berbasis kompetensi. Perubahan kurikulum baru ini juga akan berdampak
pada bentuk rapor untuk SD. Sebab, di dalam rapor SD nantinya tidak ada
lagi yang kolom-kolom nilai mata pelajaran karena akan digantikan
penilaian kompetensi siswa.
“Nanti rapornya pun tidak dalam bentuk Mapel, tapi kompetensi. Mapel hanya sebagai kendaraan nantinya. Nah yang dinilai dalam rapor itu berupa sikapnya seperti apa, keterampilannya seperti apa, ilmu pengetahuannya seperti apa,” bebernya.
Namun mantan Rektor ITS itu membantah anggapan bahwa kurikulum baru dengan metode tematik integratif itu akan memberatkan guru. Sebliknya, kata dia, model kurikulum ini justru akan membantu guru dalam proses pembelajaran.
“Kalau ada yang mengeluh guru kemampuannya terbatas, justru tematik terintegratif ini sangat membantu guru. Dengan kirkulum sekarang, guru harus menyiapkan silabus. Ke depan, satuan pendidikan, guru cukup melakukan pembelajaran saja lagi, selebihnya disiapkan pemerintah,” tegasnya meyakinkan.
Konsekwensi lain atas perubahan model pembelajaran dalam kurikulum 2013 juga berdampak pada tugas guru dalam menilai pekerjaan rumah bagi siswa. Sebab, tugas para siswa yang dibawa pulang oleh guru juga akan bertambah banyak.
Mendikbud memperkirakan pola penghitungan 24 jam tatap muka kemungkinan akan berkurang menjadi 22 jam. Namun demikian keputusan akhirnya belum final karena masih dalam penggodokan pemerintah.(fat/jpnn)
“Nanti rapornya pun tidak dalam bentuk Mapel, tapi kompetensi. Mapel hanya sebagai kendaraan nantinya. Nah yang dinilai dalam rapor itu berupa sikapnya seperti apa, keterampilannya seperti apa, ilmu pengetahuannya seperti apa,” bebernya.
Namun mantan Rektor ITS itu membantah anggapan bahwa kurikulum baru dengan metode tematik integratif itu akan memberatkan guru. Sebliknya, kata dia, model kurikulum ini justru akan membantu guru dalam proses pembelajaran.
“Kalau ada yang mengeluh guru kemampuannya terbatas, justru tematik terintegratif ini sangat membantu guru. Dengan kirkulum sekarang, guru harus menyiapkan silabus. Ke depan, satuan pendidikan, guru cukup melakukan pembelajaran saja lagi, selebihnya disiapkan pemerintah,” tegasnya meyakinkan.
Konsekwensi lain atas perubahan model pembelajaran dalam kurikulum 2013 juga berdampak pada tugas guru dalam menilai pekerjaan rumah bagi siswa. Sebab, tugas para siswa yang dibawa pulang oleh guru juga akan bertambah banyak.
Mendikbud memperkirakan pola penghitungan 24 jam tatap muka kemungkinan akan berkurang menjadi 22 jam. Namun demikian keputusan akhirnya belum final karena masih dalam penggodokan pemerintah.(fat/jpnn)
materi sd
Materi Sekolah Dasar ( SD )
Materi Sekolah Dasar ( SD ) Kelas 1
Bab 1 Bilangan 1 sampai 20 Bab 2 Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan 1 sampai 20 Bab 3 Pengukuran Waktu Bab 4 Pengukuran Panjang Bab 5 Mengenal Bangun Ruang Bab 6 Bilangan 21 sampai 100 Bab 7 Pengukuran Berat Bab 8 Mengenal Bangun DatarMateri Sekolah Dasar ( SD ) KELAS 2
Bab 1 Bilangan 101 sampai 500 Bab 2 Penjumlahan dan Pengurangan Bab 3 Pengukuran Waktu, Panjang dan Berat Bab 4 Perkalian dan Pembagian Bab 5 Bangun Datar SederhanaMateri Sekolah Dasar ( SD ) Kelas 3
Bab 1 Bilangan 501 sampai 1000 Bab 2 Penjumlahan dan Pengurangan Bab 3 Perkalian dan Pembagian Bab 4 Uang Rupiah Bab 5 Pengukuran Bab 6 Pecahan Bab 7 Bangun Datar Bab 8 Sudut Bab 9 Persegi dan Persegi PanjangMateri Sekolah Dasar ( SD ) Kelas 4
Bab 1 Bilangan Bab 2 Kelipatan dan Faktor Bilangan Bab 3 Pengukuran Bab 4 Segitiga dan Jajargenjang Bab 5 Bilangan Bulat Bab 6 Bilangan Pecahan Bab 7 Bilangan Romawi Bab 8 Bangun Ruang dan Bangun DatarMateri Sekolah Dasar ( SD ) Kelas 5
Bab 1 Bilangan Bulat Bab 2 FPB dan KPK Bab 3 Pangkat Dua dan Akar Pangkat Dua Bab 4 Waktu Bab 5 Sudut Bab 6 Luas dan Volume Bab 7 Bilangan Pecahan Bab 8 Bangun Datar dan Bangun Ruang Bab 9 Kesebangunan dan SimetriMateri Sekolah Dasar ( SD ) Kelas 6
Bab 1 Bilangan Bulat Bab 2 Pengukuran Debit Bab 3 Bangun Datar dan Bangun Ruang Bab 4 Penyajian Data Bab 5 Bilangan Pecahan Bab 6 Koordinat Cartesius Bab 7 Penyajian dan Pengolahan Data
Subscribe to:
Posts (Atom)